Ia mengakui pengurangan emisi karbon di Indonesia jumlahnya sangat besar. Di sisi lain, kebutuhan listrik juga akan terus bertambah. Oleh karena itu dana yang dibutuhkan juga sangat besar.
"Kita akan mengurangi CO2 ketika kontribusi 9% dari perusahaan listrik sektor listrik khususnya akan menjadi pengurangan 340 juta ton CO2. Ini adalah yang terbesar, terbesar kedua setelah kehutanan jika ingin meningkatkan pengurangan CO2 menjadi 41%, maka sektor listrik perlu mengurangi CO2 sebesar 446 juta ton. Itu sangat besar, sangat besar, sangat, sangat, sangat besar," jelasnya.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
Meski begitu, Sri Mulyani menambahkan sebuah komitmen untuk mengurangi emisi karbon tentu memang membutuhkan uang, tidak hanya sebuah komitmen atau teknologi saja.
"Tetapi agar Anda dapat memenuhi komitmen tersebut. Anda membutuhkan uang, teknologi dan Anda membutuhkan prinsip yang memungkinkan sumber daya ini untuk dapat dimobilisasi," tutupnya. [Tio]