Namun, lanjutnya, beberapa bulan terakhir ada optimisme di sektor pariwisata dari segi peningkatan kunjungan wisata terutama bagi kalangan menengah ke atas.
"Pariwisata menjadi kebutuhan utama. Katanya perlu untuk healing, katanya harus benerin feeling, katanya sesekali perlu refreshing, tapi tidak boleh bikin kantong kering, apalagi bikin kepala pening," kata Sandiaga.
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Karena itu, pihaknya memberikan evaluasi bahwa ada dampak signifikan dari kenaikan harga BBM.
Hotel bintang yang menjadi segmen dan preferensi kalangan menengah ke atas juga memiliki risiko terimbas meskipun lebih rendah potensinya dibanding hotel-hotel di strata menengah dan menengah ke bawah.
Untuk hotel non bintang dan akomodasi lainnya diprediksi mengalami penurunan sebesar lima persen.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), hotel non bintang dan akomodasi lainnya memiliki rata-rata tingkat hunian sebesar 40 persen, sementara tingkat hunian di hotel berbintang lebih tinggi.
"Akomodasi hotel non bintang itu yang menjadi perhatian kita, karena itulah yang digunakan masyarakat secara umum. Kenaikan BBM kali ini wisatawan yang tetap memiliki daya beli berwisata akan lebih menekan pengeluaran sebesar 10 persen saat berwisata," ungkap dia. [Tio]