De Britto adalah bagian sekolah Yesuit seluruh Indonesia. Selain itu ada SMA Kanisius Jakarta, SMA Unsafa Loyyola Semarang, Lekok Del Arfan Fiel Nabire Papua.
Yesuit merupakan serikat Yesus yaitu salah satu ordo dari para pastur di mana di seluruh dunia ada 890 sekolah.
Baca Juga:
Polres Nias Ringkus 5 Orang Komplotan Pembobol Sekolah, 3 di Antaranya Anak Bawah Umur
Meskipun SMA Kolese De Britto adalah sekolah Katolik, namun ternyata yang non Katolik cukup banyak. Jika diprosentase maka siswa non Katolik ada sebesar 20-25 persen. Mereka berasal dari pemeluk agama Hindu, Budha, Islam, Kristen.
"Tahun ajaran ini semua ada kecuali Konghucu," terangnya.
Ia menyebut pelajaran agama menjadi pembelajaran religiusitas. SMA Kolese De Britto kini justru fokus mengedepankan nilai-nilai keutamaan bukan lagi mengkotakan diri dalam nilai agama.
Baca Juga:
Telkomsel Bersama Pemprov Papua Barat Daya Luncurkan Program Telkomsel Ekosistem Pendidikan
Sama seperti sekolah lain, untuk tahap awal ini pembelajaran dijadwalkan 5 jam atau sampai pukul 13.15 WIB.
Guru diberi kebebasan mengelola kelasnya yaitu ada praktek, ada pembelajaran kolaboratif antara beberapa mapel seperti membuat project pembelajaran bersama.
"Projek bersama itu Contohnya fisika kimia biologi di mana mereka membuat tema sampah dan nanti endingnya dalam bentuk Poster dan ada yang berbentuk podcast," tambahnya.