Sementara itu, Field Manager PHKT DOBU, Iman Sudirman, mengatakan PHKT, yang merupakan bagian dari Zona 10 Pertamina Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan, ikut mengembangkan kopi liberika di Desa Prangat Baru.
Menurut Iman, PHKT datang menawarkan pendampingan dan bimbingan dalam usaha kopi melalui program Kampung Kopi.
Baca Juga:
Proyek IKN Disetop Sementara per 10 Agustus, Basuki Beberkan Alasannya
Sejumlah pelatihan dilakukan, mulai dari tata cara pembibitan, menjaga agar kopi berbuah dengan baik, cara panen yang benar, tata cara pengolahan dan penyajian kopi, hingga membuat kemasan yang menarik.
Selain memberi pendampingan dan bimbingan, PHKT juga membantu para petani dalam menjaga kesuburan tanah dengan pemakaian pupuk organik.
Bantuan pupuk organik diambil dari program Biogreening, yang berhasil mengolah sampah organik dari Terminal Santan PHKT.
Baca Juga:
Praja IPDN Sukses Jalankan Latsitardanus ke-XLIV Di Kalimantan Timur
“Kini petani dapat mengelola kebun kopi dengan baik. Khusus untuk menjaga kualitas tanah yang baik, kelompok tani belajar bagaimana menjaga dan menambah kesuburan tanah kebun dengan kompos, yang dibantu oleh Santan Terminal PHKT,” ujarnya.
Sebagai salah satu program CSR PHJT DOBU, Program Kapak Prabu sudah dipaparkan ke Dewan PROPER, yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan awal Desember 2021 lalu. Program pengembangan kopi liberika ini berhasil menjadi salah satu kandidat PROPER Emas.
“Semoga ke depannya, Program Kapak Prabu bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat,” kata Iman. [Tio]