LPKKI.id | Dalam menjalani kehidupan, setiap orang pasti akan menemui banyak kesempatan meraih kesuksesan.
Meski ada kesempatan atau peluang, namun bukan jaminan seseorang akan menjadi sukses. Orang yang bisa memanfaatkan dan memaksimalkan kesempatanlah yang bisa sukses di masa akan datang.
Baca Juga:
Proyek IKN Disetop Sementara per 10 Agustus, Basuki Beberkan Alasannya
Kata-kata bijak tersebut setidaknya pas dengan perjalanan yang dilalui Rindoni, seorang warga Desa Prangat Baru di Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Beberapa tahun lalu, dia mengaku prihatin saat melihat para tetangganya, yang mayoritas petani karet, mengalami keterpurukan ketika harga karet jatuh.
“Kala itu, harga karet jatuh dari Rp 14-15 ribu per kilogram menjadi Rp 4-5 ribu per kg. Ini terjadi lantaran monopoli yang dilakukan para tengkulak,” ujar Rindoni yang sempat menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan.
Baca Juga:
Praja IPDN Sukses Jalankan Latsitardanus ke-XLIV Di Kalimantan Timur
Dia pun mulai mencari-cari peluang bisnis yang bisa dilakukan oleh warga, selain berbudidaya karet.
Bersama beberapa petani lainnya, Rindoni saling bertukar pikiran untuk melakukan sesuatu dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat Desa Prangat Baru, khususnya petani.
Dicarilah tanaman yang bisa tumpang sari dengan tanaman karet. Hingga akhirnya, muncullah ide untuk menanam kopi di sela-sela tanaman karet.