Daniel menambahkan, program co-firing di PLTU Pulang Pisau telah menciptakan ekonomi kerakyatan karena memanfaatkan limbah perkebunan berupa wood chip atau potongan kayu berukuran kecil yang berasal dari masyarakat di sekitar PLTU.
“Bahan baku biomassa yang digunakan berasal dari sumber daya lokal yang berasal dari perkebunan Kalimantan Tengah, hal ini diharapkan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat,” imbuh dia.
Baca Juga:
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
Bahan baku wood chip untuk bahan bakar PLTU Pulang Pisau salah satunya berasal dari masyarakat Desa Buntoi, Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.
“Dengan adanya kebutuhan limbah kayu di PLTU Pulang Pisau menciptakan lapangan kerja di sektor pengolahan biomassa bagi warga masyarakat di Desa kami,” ujar Markirius, Kepala Desa Buntoi. [Tio]