Inovasi teknologi CCUS yang lebih ekonomis memungkinkan pemanfaatan PLTU tanpa menimbulkan peningkatan emisi gas rumah kaca.
PLN memproyeksikan PLTU dapat beroperasi dengan menggunakan CCUS pada 2035. Selain itu, pembangkit listrik tenaga nuklir diperkirakan juga akan masuk ke dalam sistem PLN pada 2040 untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik yang besar.
Baca Juga:
Lewat Aksi Zero Waste Warriors, 18 Ribu Volunteer PLN Berhasil Kumpulkan 170,80 Ton Sampah
Bila menggunakan skenario phase out PLTU, penggunaan batu bara diperkirakan akan mengalami penurunan cukup tajam setelah 2030.
Namun, jika menggunakan skenario penerapan CCUS, Evy menuturkan bahwa penggunaan batu bara bisa dipertahankan pada volume tertentu hingga 2060.
Sementara itu, PLN juga menyiapkan skenario phase out sekitar 50,1 gigawatt (GW) PLTU untuk menuju netral karbon 2060.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Pembangkit EBT, Termasuk Program Lisdes PLN di Berbagai Wilayah Indonesia
Dalam skenario itu, bila inovasi teknologi storage semakin murah memungkinkan penggantian PLTU dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) baseload.
Akan tetapi, biaya pembangkitan listrik diratakan (levelized cost of electricity/LCOE) pembangkit EBT, seperti PLTS, hingga saat ini belum bisa mengalahkan LCOE PLTU yang sudah masuk ke dalam sistem kelistrikan. [Tio]