Program pemerintah yang mulai mengonversi kendaraan BBM ke kendaraan listrik juga memiliki dampak positif bagi penjualan Mitsubisi Fuso.
Program konversi ini berdampak pada meningkatnya produksi nikel. Akibatnya beberapa perusahaan tambang nikel pun mulai meningkatkan produksinya, dan tentu membutuhkan lebih banyak armada pengangkut bahan tambang.
Baca Juga:
Diduga Kelebihan Muatan, Truk Ekspedisi Terbalik di Pelabuhan Gunungsitoli
"Nikel lagi bagus-bagusnya harganya. Kan mulai ada konversi (kendaraan BBM ke listrik). Jadi perusahaan tambang butuh lebih banyak armada. Itu cukup mempengaruhi penjualan kami," ungkap Berlan.
Apalagi diketahui, lima perusahaan nikel terbesar di Indonesia semuanya berada di Indonesia bagian timur.
Terbaru, Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi juga masuk ke industri baterai kendaraan elektrik ini dengan membangun smelter di Luwu Industrial Park, Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.
Baca Juga:
Tragedi Tahun Baru di New Orleans: Truk Seruduk Kerumunan, 10 Tewas
PT Bosowa Berlian Motor saat ini juga telah siap memasarkan varian terbaru kendaraan niaga berstandar Euro 4. Terdapat 15 Varian Canter dan 14 Varian Fighter X yang siap masuk di kawasan IBT.
Mitsubishi Fuso juga telah meluncurkan 3 varian baru yang belum ada di line-up sebelumnya yaitu Canter FE 74 HDS untuk kebutuhan heavy duty yang juga mengutamakan kecepatan, Canter FE 84 SHDX dengan volume kargo yang lebih besar, dan Canter FE 84 GS untuk kebutuhan logistik yang membutuhkan tenaga lebih besar. [Tio]