LPKKI.WahanaNews.co | Sisa pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau dikenal Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) mampu menjadi modal perekonomian masyarakat di Kendari.
UD Savillah salah satu UMKM di Kendari memperoleh manfaat manis dari pemanfaatan FABA ini.
Baca Juga:
Sepanjang Semester I 2024, PLN Sukses Manfaatkan Hampir 1,5 Juta Ton FABA PLTU
UD Savillah mulai menggunakan FABA sebagai bahan campuran produksi pembuatan batako dan paving blok sejak Agustus 2021.
Alam Almuna Pemilik UD Savillah menjelaskan awal mula ketertarikan dirinya menggunakan FABA karena adanya pemaparan dari PLN terkait manfaat FABA. Dengan biaya yang lebih murah dari bahan baku pasir dan semen, FABA bisa menekan ongkos produksi dari UMKM ini.
“Alhamdulillah ternyata hasil dan kualitasnya bagus, hingga akhirnya kami menandatangani pemanfaatan FABA PLTU Nii Tanasa dengan PLN UPDK Kendari,” ujar Alam.
Baca Juga:
Di Jakarta, PLN Olah 3,3 Ton FABA dari PLTU Lontar Menjadi Bahan Konstruksi Gardu Distribusi
Ia menjelaskan saat ini UD Savillah telah memanfaatkan FABA dari PLTU Nii Tanasa kurang lebih sebanyak 441 Ton, FABA tersebut digunakan sebagai bahan campuran produksi batako dan paving blok.
“Kami memproduksi batako dan paving blok secara berselang-seling, dalam sehari kami bisa memproduksi paving blok sebanyak 250 meter kubik serta batako sebanyak 3600 meter kubik. Dengan FABA, manfaat yang kami rasakan adalah meningkatnya jumlah produksi,” tambah Alam.
Setelah menggunakan FABA, Alam mengatakan usahanya mampu meningkatkan produksi paving blok sebanyak 40 meter persegi atau setara dengan Rp.3,800,000/hari. Sehingga, dapat mengehemat biaya produksi batako sebesar Rp.1,050,000/Hari.
“Jadi setelah menggunakan FABA omzet kami naik sekitar 72 Juta/Bulan, Sampai saat ini kami telah memperkerjakan 30 orang tenaga kerja,” tambahnya.
Manager PLN UPDK Kendari, Muh. Rusli Sain menambahkan saat ini FABA dapat dimanfaatkan secara luas oleh Masyarakat, UMKM dan Instansi menyusul telah dikategorikannya FABA menjadi limbah bukan bahan berbahaya dan beracun (B3), PLN membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya sebagai campuran dalam Industri Konstruksi & Infrastruktur.
Kerjasama pengelolaan FABA PLTU Nii Tanasa menggunakan sistem zero cost, UD Savillah merupakan contoh UMKM yang telah sukses memanfaatkan FABA sebagai bahan campuran produksi batako dan paving blok.
“Harapan kami tentunya semakin banyak UMKM dan IMKM yang melirik memanfaatkan FABA, selain dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja juga menguntungkan dari sisi ekonomis dan lingkungan,” tutup Rusli. [Tio]