LPKKI.id | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa kunci untuk menjaga momentum ekspansi ekonomi adalah upaya bersama dalam melakukan transformasi ekonomi Indonesia.
“Saat ini, melalui upaya hilirisasi SDA, Indonesia telah berubah menjadi pemain penting dalam supply chain mobil listrik. Presiden sudah berikan arahan untuk Nikel Ore, dan lainnya. Kita akan membuat Indonesia berubah ke depan ini,” ujar Menko Luhut di Jakarta, Rabu (24/11/2021).
Baca Juga:
Inovasi dari Bekasi, Inilah Baterai Mobil Listrik dengan Harga Tak Terduga
Menurutnya Indonesia dan Inggris berencana membangun rantai suplai baterai kendaraan listri (electric vehicle/EV) pada masa mendatang. Rencananya, fasilitas produksi baterai untuk kendaraan listrik akan dibangun di Indonesia dan Inggris.
"Kemarin Presiden (Jokowi) bicara dengan PM Boris dan saya di situ, kami dorong kerja sama. Itu kami investasi di Inggris dan mereka investasi di Indonesia," imbuhnya.
Diketahui upaya hilirisasi SDA ini juga telah membuahkan hasil yang nyata. Ekspor besi dan baja Indonesia mencapai USD16,5 miliar hingga Oktober ini dan diperkirakan akan menembus USD20 miliar pada tahun 2021.
Baca Juga:
RI Bakal Diincar Dunia di 2040, Ini Alasannya
Ekspor besi dan baja mampu membantu kinerja neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada triwulan III 2021. Terjaganya defisit neraca transaksi berjalan akan membantu Indonesia dalam menghadapi risiko global normalisasi kebijakan moneter AS pada tahun 2022 dan 2023
“Ke depan, kita tidak hanya berhenti di besi dan baja, tetapi produk lain seperti HPAL, battery cathode dan precursor. Terkait battery cathode dan precursor ini sudah berjalan, Indonesia melakukan kerja sama investasi dengan Inggris, untuk kemudian diekspor ke Eropa,” tuturnya.
Pemerintah juga terus mendorong kerja sama investasi dengan berbagai negara, salah satunya Uni Emirat Arab. Hasil kunjungan ke Uni Emirat Arab pada November lalu menghasilkan komitmen investasi hingga sebesar USD 44,6 miliar di berbagai bidang.