LPKKI.id | Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan agar Indonesia memaksimalkan seluruh energi yang ada termasuk nuklir.
Menurut Sugeng, energi adalah kebutuhan dasar bagi rakyat Indonesia.
Baca Juga:
Jepang Tegaskan Pelepasan Air Olahan ALPS Fukushima Penuhi Standar Keamanan Internasional
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi nasional juga terus meningkat.
“Untuk itu, diperlukan strategi yang baik guna menyiapkan kebutuhan energi di masa depan, salah satunya melalui bauran energi,” ungkap Sugeng saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Reaktor Nuklir Kartini BRIN di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sugeng mengatakan, diperlukan bauran energi untuk menyediakan energi yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca Juga:
Utusan China Serukan Pengawasan Internasional atas Pembuangan Nuklir PLTN Fukushima
Dengan disusunnya Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT), seluruh potensi energi termasuk nuklir perlu dimaksimalkan.
Hal ini bertujuan memperoleh keadilan energi bagi masa depan, bukan hanya ketersediaan energi.
“Kita perlu bersiap, dengan kapasitas nasional yang kita miliki, kita mampu mewujudkan UU Energi Baru dan Terbarukan,” ujar Sugeng.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Rico Sia mendorong BRIN untuk bisa menciptakan atau mengikuti perkembangan teknologi, agar bisa memproduksi energi dengan biaya yang lebih murah, serta menyiapkan SDM anak bangsa yang mampu mengoperasikan nuklir.
“Saya menyadari, salah satu kendala yang dihadapi Indonesia adalah keterbatasan SDM yang mumpuni dalam mengelola nuklir ke depan,” ungkap Rico.
Merespon persoalan tersebut, Plt. Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Riyanto memaparkan, terkait kesiapan BRIN dalam mendukung terwujudnya PLTN di Indonesia, pihaknya membuka peluang bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikannya melalui skema magang di reaktor nuklir BRIN dan menjadi asisten riset.
“BRIN juga akan melakukan modernisasi ketenaganukliran yang ada, tahap satu adalah melengkapi fasilitas laboratotium dan tahap selanjutnya yaitu revitalisasi reaktor,” terang Yan.
Di sisi lain, Plt. Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Agus Sumaryanto menyampaikan kesiapan BRIN dalam mengembangkan riset ketenaganukliran di Indonesia.
Agus menjelaskan, saat ini BRIN memiliki tiga reaktor nuklir. Pengelolaan limbah nuklir sudah mampu dilakukan.
Fasilitas tersebut ditunjang juga dengan peralatan yang dapat digunakan untuk pengujian bahan bakar PLTN, material, dan lainnya. [Tio]