LPKKI.id | Kebutuhan energi semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dunia.
Penggunaan teknologi merupakan suatu keharusan dalam industri migas. Oleh karena itu, sumber daya manusia Indonesia terutama generasi muda harus dapat menguasai teknologi migas.
Baca Juga:
Pastikan Tepat Sasaran, Pemerintah Minta Pengguna LPG 3 Kg Daftar Diri
“Generasi muda atau milenial punya tanggung jawab untuk menerima, mengadopsi dan mengembangkan teknologi migas. Dalam teknologi, itu tidak hanya ada aspek teknis, tetapi juga ekonomi dan sosial,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam Town Hall Meeting Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas yang digelar di Bogor belum lama ini.
Menurut Tutuka, semangat menguasai teknologi dan mengembangkannya, harus dimiliki oleh generasi muda untuk mendorong industri migas Indonesia agar terus maju dan berkembang.
“Teknologi itu bisa ditingkatkan. Seperti misalnya mobil yang bagus, itu desainnya harus bagus, menarik dan kuat,” ucapnya.
Baca Juga:
Pemerintah Dorong MNK Usulkan New Simplified Gross Split PSC
Lebih jauh ia menjelaskan, alih teknologi dalam kegiatan usaha migas belum dilakukan secara maksimal. Ia berharap, apabila upaya tersebut dilakukan mulai sekarang ini, maka dalam 20 tahun ke depan, generasi muda Indonesia, termasuk juga pada pegawai di lingkungan Ditjen Migas, telah memiliki pengalaman dalam teknologi migas.
“Kalau kita memegang peran menerima, beradaptasi dan mempelajari teknologi migas, mudah-mudahan 20 tahun lagi sudah punya pengalaman,” imbuhnya.
Tutuka juga mengingatkan agar dalam upaya menguasai teknologi dan mengembangkan migas tersebut tetap mengedepankan keselamatan migas.
Ia mendukung upaya Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas untuk terus melakukan kampanye keselamatan migas dan melakukan sosialisasi ke KKKS.
“Keselamatan migas merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030,” ujarnya.
Dirjen Migas juga mendorong disusunnya regulasi tahapan inspeksi migas, sehingga rekomendasi keselamatan yang disampaikan oleh Inspektur Migas dapat diterima dan dilaksanakan oleh para pemimpin KKKS.
Pada pertemuan itu, Dirjen Migas juga berkesempatan berbagi pengalaman, serta memberikan semangat bagi para pegawai.
Menurut dia, salah satu hal yang penting dalam hidup adalah jujur, tetap menjadi diri sendiri, serta mudah menerima kelemahan orang lain untuk kemudian diperbaiki bersama.
“Tetap mengedepankan kejujuran karena dengan kejujuran, kita akan menemukan diri kita, tujuan dan akhirnya akan tiba di suatu tempat dan merasa di sinilah tempat yang paling tepat,” ungkap Tutuka.
“Perjalanan hidup manusia, tidak selalu berjalan mulus atau manis. Namun hendaknya kita harus dapat mengambil mengambil pelajaran dari setiap tahapan dalam hidup. Ambil yang manis dalam sesuatu yang pahit,” ujar Tutuka yang juga meyakini bahwa nasib manusia ditentukan oleh usaha dan doa.
Sementara Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra ketika membuka acara ini menyampaikan, pertemuan bertujuan untuk peningkatan kerja sama di internal Dittekling, agar menghasilkan output sesuai target yang telah ditetapkan.
“Dalam rangkaian kegiatan ini, kami juga berdiskusi mengenai penyelesaian tugas, evaluasi kendala-kendala serta menyusun rencana ke depan agar dapat diperoleh hasil yang maksimal,” kata Mirza.
Menurutnya, Dirjen Migas Tutuka Ariadji mendukung kegiatan ini untuk memperlancar penyelesaian tugas.
“Dalam menyelesaikan tugas, kita di Ditjen Migas harus menghadapi berbagai tekanan. Oleh karena itu, town hall meeting ini perlu dilakukan sebagai sarana untuk lebih saling mengenal dengan rekan kerja dan sebaiknya digelar secara berkala,” ujarnya.
Town hall meeting berlangsung santai, hangat dan penuh keakraban.
Pada sesi diskusi, para peserta menyampaikan usulan dan tantangan yang dihadapi dalam bekerja. Usulan yang disampaikan, antara lain kelas jabatan Inspektur Migas, pembinaan jabatan fungsional dan sarana penunjang kerja. [Tio]