LPKKI.WahanaNews.co | Pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan baru energi baru terbarukan (EBT).
Namun, besaran biaya yang perlu ditanggung oleh masyarakat untuk listrik berbasis EBT dinilai masih terlalu mahal.
Baca Juga:
Dorong Pemanfaatan Panel Surya, HKBP Distrik XIX Bekasi Helat Seminar dan Workshop Green Energy
PT PLN (Persero) sebagai perusahaan penyedia listrik di Indonesia pun menyadari hal yang sama.
Besarnya biaya dipengaruhi dengan bauran EBT yang masih rendah di Indonesia dari sisi suplai. Sementara, permintaan yang masih minim pun jadi salah satu pengaruh.
Untuk itu, perseroan memiliki strategi untuk meningkatkan demand atau permintaan dari masyarakat atas EBT.
Baca Juga:
Aturan PLTS Atap Direvisi Pemerintah, Ini Dampaknya
Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan meningkatkan bauran EBT di pembangkit yang dimiliki.
"Untuk memastikan bahwa supply and demand ini cukup, bahwa kita paham bahwasannya energi renewable ini sangat mahal, kita pastikan bahwasannya untuk dari sisi demandnya kita dorong juga, yaitu dengan membudayakan EV, electric vehicle (kendaraan listrik)," ujar Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lukmaso dalam diskusi panel Editor Enegy and Mining Society (E2S), beberapa waktu lalu.
"Itu kita dorong semuanya untuk meningkatkan kebutuhan kita penggunaan energi ini," sambungnya.
Harapannya, dengan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, biaya yang dikeluarkan per orangnya akan semakin murah.
Pada konteks ini, pemerintah juga mendorong adanya penggunaan kendaraan listrik untuk kendaraan dinas instansi.
Pada sisi lain, Adi juga mendorong semakin luasnya instalasi panel surya atau solar panel di lingkungan masyarakat. Ini jadi salah satu yang mudah untuk dilakukan.
"Lalu juga masalah rooftop solar (panel), kita juga dorong kesana bagaimana rooftop (solar panel) juga berkontribusi untuk mengurangi emisi dan meningkatkan keandalan kita dari sisi suplai energinya," tutur Adi. [Tio]