Zhigeng juga menyatakan bahwa para mahasiswa akan lebih memenuhi syarat untuk melayani di tiga bidang yang berbeda termasuk smart healtcare, smart education, dan pariwisata digital.
Untuk memajukan universitas di bidang-bidang ini, departemen akan membentuk tiga kelompok kerja yang berbeda: lembaga penelitian metaverse, lembaga penelitian meteorologi pintar, dan lembaga penelitian medis pintar.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Selain universitas Nanjing, salah satu kampus ternama di Hong Kong, Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong telah mengumumkan pembangunan kampus metaverse online yang disebut Metahkust pada bulan Juli lalu.
Kampus ini memungkinkan pembelajaran jarak jauh di mana para siswa dari berbagai tempat bisa hadir bersama-sama di tempat dan waktu yang sama di metaverse.
Ini diklaim sebagai upaya yang lebih baik ketimbang menggunakan aplikasi video 2D seperti Zoom maupun Google Meet.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Pada bulan yang sama, University of Tokyo, Jepang, juga menawarkan kursus teknik metaverse pada akhir tahun ini.
Tidak berhenti sampai di situ, perusahaan milik Mark Zuckerberg, Meta, telah berpartisipasi dalam pembangunan 10 kampus metaverse online setelah bekerja sama dengan perusahaan konstruksi metaverse bernama Victoryxr.
Pembangunan kampus metaverse itu bernilai 150 juta dolar AS atau setara Rp2,3 triliun. [Tio]