LPKKI.id | Andy Milburn awalnya datang ke Ukraina untuk ikut meliput invasi Rusia.
Namun bekas komandan satuan tugas operasi khusus AS untuk memerangi ISIS di Irak itu kini berubah pikiran.
Baca Juga:
Andalkan Rudal Patriot AS, Ukraina Bantai 65 Tentaranya di Pesawat Rusia
"Hanya menulis tentang hal-hal yang tidak benar-benar memuaskan sama sekali," kata Milburn seperti dikutip dari NBC News, Rabu (4/5/2022).
Pensiunan kolonel Marinir itu mengaku belum pernah melihat kekejaman seperti yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina. Dia adalah saksi hidup ketika melihat ratusan warga sipil yang dibantai --termasuk anak-anak-- ditemukan setelah pasukan Rusia diusir dari kota Bucha yang berada di luar Kyiv.
“Saya telah melihat banyak kehancuran dan kebobrokan umat manusia,” katanya.
Baca Juga:
Tentara Ukraina Akui Sudah Kehilangan Semangat Tempur
"Bucha adalah sesuatu yang benar-benar…membuat saya mati rasa selama beberapa hari… kendaraan keluarga, setiap penumpang tewas, bukan hanya satu atau dua orang, bukan hanya karena tentara terpicu, tapi jelas menjadi sasaran di sepanjang jalan itu,” katanya.
Milburn lalu membentuk Grup Mozart. Dia juga memanggil mantan komando Inggris dan Amerika lainnya untuk membuat tim veteran operasi khusus yang melatih dan melengkapi tentara Ukraina.
Nama itu dimaksudkan sebagai tandingan Grup Wagner, organisasi tentara bayaran Rusia yang terkenal kejam. Tapi Milburn mengatakan kelompoknya tidak melawan.