LPKKI.WahanaNews.co | Bisnis perusahaan semikonduktor asal AS, Intel, harus terhambat karena beberapa hal sehingga memaksa perusahaan untuk mengeluarkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Pasalnya, saat ini bisnis Intel sudah melampaui proyeksi pertumbuhan jangka pendeknya sehingga perusahaan melobi stimulus chip senilai 52 miliar dolar AS pada 2022 ini.
Baca Juga:
Tetap Tajir Meski Sedang Perang, Israel Hibahkan Rp 50 Triliun ke Intel
Dilansir dari Bloomberg, mengutip dari sumber-sumber terkait masalah ini, rencana PHK yang diusulkan perusahaan dapat mencapai ribuan orang dan akan diumumkan pada 27 Oktober yang berpuncak pada waktu perusahaan mengumumkan pendapatannya selama kuartal ketiga.
Selain itu, rencana PHK tersebut akan berdampak besar pada beberapa departemen utama termasuk bagian Penjualan dan Pemasaran.
Pemutusan hubungan kerja di departemen-departemen ini bisa mencapai 20 persen dari jumlah total yang bekerja di sana.
Baca Juga:
Dikenal Sering Tangkap Kelompok Bersenjata, 2 Intel Pakistan Ditembak Mati di Pinggir Jalan
Menurut laporan CoinSpeaker, seperti kebanyakan perusahaan, Intel menghadapi tantangan besar dalam pertumbuhan bisnisnya, terutama dengan tingginya tingkat pertumbuhan yang lambat di unit Prosesor PC-nya, segmen bisnis terpentingnya hingga saat ini.
Tantangan perusahaan ini mencakup dan termasuk ketegangan umum dalam rantai pasokan yang telah memengaruhi permintaan dari beberapa klien utama perusahaan termasuk Dell Technologies, Lenovo, dan HP Inc, serta yang lainnya.
Pertumbuhan lambat Prosesor PC Intel juga dipengaruhi oleh pengaruh pesaing-pesaing terberatnya seperti Advanced Micro Devices Inc (AMD).