Selain ayam kampung, Koperasi Sa’urus Farm juga mulai mengembangkan bebek. Koperasi melakukan breeding bebek Alabio dan Mojosari. Penyilangan dua varian bebek ini bisa mempercepat panen bebek dari 6-7 bulan untuk bertelur jadi 4,5 bulan saja.
“Koperasi saat ini memeliharai 300-an bebek. Sudah dicampur. Ada alabio dan mojosari. Alabio untuk induk betina. Kemampuan bertelur tinggi. Produksi tinggi, sedangkan Mojosari untuk pejantan bagus,” katanya.
Baca Juga:
Wamendag Roro: Prioritaskan Perdagangan Hijau, Ramah Lingkungan, serta Berkelanjutan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Sa’urus Farm, Syafaat Budi Mulyono, mengatakan bahwa pengembangan “Garasi Organik” memang butuh ketekunan dan sosialisasi. Karena itu, setiap Jumat malam, anggota koperasi berkumpul.
“Kami menampung berbagai problem yang dihadapi peternak. Kami ajarin SOP peternakan organik,” ujar Sarjana Administrasi Negara FISIP UNPAD ini.
Dia berharap, ke depan Koperais Sa’urus Farm bisa mendapatkan sertifikasi organik untuk produksi ternak yang dihasilkan anggota. Saat ini, koperasi baru menjadi etalasi dan juga distribusi hasil ternak.
Baca Juga:
Buntut Pertamax Bermasalah, YLKI Desak Keadilan Bagi Konsumen yang Dirugikan
“Kami terbuka untuk siapa saja. Lokasi yang di sini untuk etalse. Kalau masyarkat mau belajar ayam, itik, maggot, silakan. Itu nanti mereka itu garasinya ada di sini,” ujar Budi, yang juga menjabat sebagai Ketua Bumdes Karanghegar Berkarya dan Bendahara Forum Bumdes Kabupaten Subang. [Tio]