LPKKI.WahanaNews.co | Seorang wanita Kongo diculik dua kali oleh gerilyawan di Republik Demokratik Kongo, berulang kali diperkosa, kemudian dipaksa memasak dan memakan daging manusia.
Kejahatan ini diungkap kelompok pembela hak-hak perempuan Kongo kepada Dewan Keamanan PBB, Rabu. Julienne Lusenge, presiden kelompok hak-hak perempuan Female Solidarity for Integrated Peace and Development (SOFEPADI), menceritakan kisah perempuan itu saat berbicara kepada 15 anggota dewan tentang konflik yang dilanda konflik di timur Kongo.
Baca Juga:
Krisis Air Bersih, Satgas Indo RDB Distribusikan Air Bersih Di Bumi Afrika
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk pengarahan rutin tentang Kongo, di mana pertempuran sengit antara pemerintah dan kelompok pemberontak sejak akhir Mei telah memicu gelombang kekerasan.
Lusenge mengatakan wanita itu diculik oleh militan CODECO ketika dia pergi guna membayar uang tebusan untuk anggota keluarga lain yang diculik.
Wanita itu mengatakan kepada SOFEPADI bahwa dia berulang kali diperkosa dan dianiaya secara fisik.
Baca Juga:
UNICEF Laporkan 230 Orang di Kongo Meninggal Karena Wabah Kolera
Kemudian dia mengatakan para militan menggorok leher seorang pria.
"Mereka mengeluarkan isi perutnya dan mereka meminta saya untuk memasaknya. Mereka membawakan saya dua wadah air untuk menyiapkan sisa makanannya. Mereka kemudian memberi makan semua tahanan dengan daging manusia," kata Lusenge kepada Dewan Keamanan PBB, menceritakan kisah wanita itu.
Lusenge mengatakan wanita itu dibebaskan setelah beberapa hari, tetapi ketika mencoba kembali ke rumah diculik oleh kelompok milisi lain yang anggotanya juga berulang kali memerkosanya.
"Lagi-lagi saya diminta memasak dan memakan daging manusia," kata perempuan yang akhirnya lolos itu kepada SOFEPADI, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/6/2022).
Lusenge tidak menyebutkan nama kelompok militan kedua selama pengarahan Dewan Keamanan PBB.
CODECO tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. CODECO adalah salah satu dari beberapa milisi bersenjata yang telah lama memperebutkan tanah dan sumber daya di timur Kongo yang kaya mineral-konflik yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi selama dekade terakhir.
Tentara Kongo telah terlibat dalam pertempuran sengit sejak akhir Mei dengan kelompok pemberontak M23, yang melancarkan serangan paling berkelanjutan sejak pemberontakan 2012-2013 yang merebut sebagian besar wilayah.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan di Kongo selama lebih dari 20 tahun. [Tio]