LPKKI.id | Pelonggaran kontrol perbatasan yang dilakukan Jepang berpengaruh pada jumlah pengunjung luar negeri yang datang ke negeri itu. Jumlahnya terus diperbanyak.
Mulai bulan Juni depan, Jepang membolehkan menerima 20.000 orang dari luar negeri, kata juru bicara pemerintah, Jumat 20 Mei seperti dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi untuk Perekonomian
Pemerintah juga akan melonggarkan aturan pengujian dan karantina COVID-19 bagi orang-orang yang tiba di Jepang, membagi negara dan wilayah menjadi tiga kelompok sesuai dengan situasi infeksi.
Pelancong dari kelompok "biru" dengan risiko terendah akan dibebaskan dari pengujian setibanya di Jepang dan dikarantina di rumah, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno. Namun mereka tetap perlu menunjukkan hasil tes negatif sebelum keberangkatan.
Sekitar 80 persen peserta kemungkinan berasal dari negara dan wilayah yang termasuk dalam kelompok itu, kata Matsuno, seraya menambahkan bahwa rinciannya detailnya akan diumumkan minggu depan.
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
Orang-orang yang datang dari negara dan wilayah yang ditempatkan dalam kelompok "merah" berisiko tinggi akan diminta untuk mengikuti tes Covid-19 ketika mereka memasuki Jepang dan tinggal selama tiga hari di fasilitas karantina.
Mereka yang berada dalam kelompok "kuning" yang tersisa perlu dites COVID-19 pada saat kedatangan dan tinggal selama tiga hari di rumah atau fasilitas karantina, menurut pemerintah. Tapi ini tidak berlaku untuk orang yang telah menerima dosis vaksin ketiga mereka.
“Kami yakin (review) akan membuat kelancaran masuknya pengunjung,” ujarnya.
Matsuno tidak merinci kapan Jepang akan mulai menerima turis asing lagi, hanya mengatakan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk melakukannya.
Jepang secara efektif menutup pintunya bagi warga negara asing yang bukan penduduk untuk mencegah lonjakan infeksi yang didorong oleh varian Omicron yang sangat menular dari virus corona akhir tahun lalu. Langkah itu menuai kritik di dalam dan luar negeri karena terlalu ketat.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah secara bertahap meningkatkan jumlah orang yang diizinkan memasuki Jepang secara bertahap, dengan batas harian saat ini adalah 10.000.
Pelancong ke Inggris tidak diharuskan menunjukkan bukti hasil tes negatif sebelum keberangkatan atau mengambil tes Covid-19 pada saat kedatangan. [Tio]