LPKKI.WahanaNews.co | Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia tidak kalah dengan pesawat pabrikan luar negeri, seperti Boeing ataupun Airbus.
Karena itu, ia mendorong kementerian ataupun pihak swasta untuk tidak ragu menggunakan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia dalam memenuhi berbagai kebutuhan operasional.
Baca Juga:
Jet Tempur F-15EX yang Dibeli Indonesia Berhasil Tembakkan Rudal Jelajah
"Sesuai anjuran Presiden Joko Widodo kita harus mencintai serta menggunakan produk-produk dalam negeri. Sehingga mampu menaikkan tingkat konsumsi dalam negeri serta mengoptimalkan pasar dalam negeri dan daya beli masyarakat untuk mendongkrak perekonomian nasional," ujar Bamsoet saat berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Sabtu (23/7/2022).
Sementara itu, Kepala Badan Polhukam Kamar Dagang & Industri (KADIN) Indonesia ini menjelaskan, PT Dirgantara Indonesia telah mampu memproduksi berbagai jenis pesawat terbang untuk memenuhi kebutuhan maskapai penerbangan sipil, operator militer ataupun kebutuhan misi khusus.
Pesawat tersebut, lanjut Bamsoet, dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian, militer, evakuasi medis, surveilans hingga kebutuhan search and rescue.
Baca Juga:
China Klaim Pesawat C919 Buatannya Lebih Unggul dari Para Pesaing
"Sejak berdiri di tahun 1976, PT Dirgantara Indonesia telah mampu memproduksi sebanyak 465 pesawat berbagai tipe. Antara lain, CN-235, CN-295, NC-212 serta N-219 Nurtanio. Sementara, untuk helikopter sudah diproduksi Superpuma, Bell 412EP, AS-550 dan AS-565 MBE," ujarnya.
Bahkan, lanjut Bamsoet, pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia tidak hanya digunakan dalam negeri saja, tetapi sudah banyak digunakan di negara lain, seperti Malaysia, Philipina, Vietnam, Thailand, Brunai Darussalam, Korea Selatan, Nepal, Pakistan, Senegal, Turki, Burkina Faso, Guinea, Venezuela serta Uni Eropa Arab.
"Dari segi keamanan sendiri, menggunakan produk dalam negeri jauh lebih safety dari kebocoran atau pencurian data strategis nasional. Juga terhindar pada ketergantungan impor komponen, perawatan dan lain-lain," pungkas Bamsoet.