LPKKI.id | Dytha Aulia, gadis cantik ini asal Tanjung Selor, Kalimantan Timur ini saat ini sedang kuliah di Kota Malang.
Namun, kesempatan berada di Kediri tak dilewatkan untuk menyewa skuter listrik di kawasan SLG.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Kediri Pamerkan Produk UMKM Unggulan di Batik Fair Surabaya
“Lebih murah,” katanya.
Dytha Aulia sudah lama tertarik dengan kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Nah, begitu dia berkesempatan main ke rumah temannya, Erika, mengunjungi SLG adalah salah satu yang diprioritaskan.
“Kebetulan kuliah sedang libur,” aku mahasiswa jurusan Pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) di Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Baca Juga:
Safari Ramadhan 2024: Santunan untuk 800 Anak Yatim dan Duafa
Ketika berada di kawasan yang paling banyak dikunjungi warga luar Kediri ini, perhatian Dytha menyasar ke deretan skuter listrik nan mungil.
Bersama ketiga temannya dia langsung menghampiri sang penyewa. Kemudian menyewa empat skuter selama satu jam untuk dipakai berkeliling kawasan Monumen SLG.
Di kota tempatnya kuliah, Malang, juga mulai marak penyewaan kendaraan mirip sepeda ini.
“Sebenarnya di (Kota) Batu ada juga. Namun hanya satu tempat penyewaannya,” aku cewek yang selama di Kediri tinggal di Perum Permata Hijau ini.
Karena yang menyewakan skuter terbatas, di Kota Batu setiap penyewa dibatasi waktu pemakaian. Maksimal hanya boleh menyewa untuk 15 menit saja.
Untuk biaya sewa selama seperempat jam itu adalah Rp 15 ribu.
Sedangkan di kawasan Monumen SLG, tidak ada batasan waktunya. Yang penting, harga sewanya Rp 45 ribu per jam. Bila dibandingkan, harga sewa di SLG lebih murah dibanding di Kota Batu.
Tidak takut mengendarai skuter listrik di jalan raya?
Dhyita mengaku tetap hati-hati. Terutama melintas di pinggir.
“Waktu pinjam tadi pemiliknya juga ngasih instruksi terlebih dulu cara pakai dan aturan menjalankan di jalanan,” akunya.
Oleh penyewa, Dhyta dan teman-temannya disarankan tidak melintas di jalan raya. Terutama di Bundaran SLG yang padat kendaraan. Karena itu mereka berkeliling di Taman Hijau, Taman Kepala Kereta, dan Taman Depo.
Karena disarankan tidak masuk ke dalam jalan raya salah satunya bundaran SLG, Dytha dan teman-temannya hanya berkeliling sekitar taman hijau, taman kepala kereta, dan taman depo.
Persewaan skuter listrik di jalanan, bukan di mall seperti sebelum ini, memang mulai marak di berbagai kota.
Termasuk mulai membuat demam warga Kediri.
Beberapa lokasi yang banyak dikunjungi warga langsung bertumbuhan para penyewa. Salah satunya, tentu saja, kawasan Monumen SLG.
Di tempat yang jadi ikonnya Kabupaten Kediri tersebut, banyak warga yang memajang skuter listriknya.
Tentu untuk disewakan. Setidaknya ada enam pengelola persewaan skuter yang dulu lekat dengan salah satu tokoh film anak-anak Teletubbies itu.
Salah satu yang membuka persewaan itu adalah Santia Amilul, 33. Perempuan asal Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah ini mengaku baru satu bulan menggeluti usaha penyewaan skuter listrik.
“Belum lama masih satu bulan usaha ini,” ujar Santia ketika ditemui di sela-sela menunggui tempat persewaannya yang bernama Skuter Muter.
Sebelum memulai bisnis skuter, sebenarnya ia ingin membuka usaha penyewaan motor trail mini.
Namun dilihat dari prospek, ternyata lebih menjanjikan menyewakan skuter listrik. Selain lebih prospek, untuk motor trail mini ini hanya boleh beroperasi ketika Sabtu dan Minggu saja.
Skuter Muter Kediri berada di Desa Tugurejo, Ngasem. Arah menuju patung Totok Kerot. Terlihat sekitar 13 unit skuter ini berjajar di lapaknya menunggu penyewa.
Skuter tersebut sudah dilengkapi dengan helm pengaman. Jika akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu, skuter tersebut habis disewa. “Paling ramai kalau hari Sabtu dan Minggu,” imbuhnya.
Penyewaan skuternya ini buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 21.00 WIB. Untuk setiap Senin hingga Jumat, biaya menyewa skuter selama satu jamnya Rp 35 ribu.
Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu, biaya sewa skuternya menjadi Rp 45 ribu. Karena penyewaan paling banyak di weekend, sampai-sampai yang ingin harus booking terlebih dahulu.
Karena hanya digunakan di kawasan wisata SLG, rata-rata mereka yang meminjam skuter ini untuk satu jam.
Setiap skuter langsung dilengkapi dengan helm. Baterai pada sepeda ini tahan sampai empat jam.
Namun rata-rata pengunjung meminjam hanya satu jam. Para pemakai skuter juga diwanti-wanti agar tidak melaju di jalan raya. Mereka disarankan untuk melintas di jalan-jalan taman saja.
Hasil dari persewaan ini lumayan juga. Jika weekday dan kondisi tidak hujan, dari meminjamkan skuter ia bisa mendapatkan Rp 250 hingga Rp 900 ribu.
Sedangkan ketika weekend, bisa mencapai Rp 1 juta.
Karena hasilnya menggiurkan, yang terjun ke bisnis inipun bertambah. “Dulu tempat peryewaan hanya tiga saja. Sekarang sekitar enam tempat,” sebut Santia.
Modal untuk membuka usaha persewaan skuter terbilang tak murah. Santia mengaku mendapatkan skuter tersebut dari wilayah Jakarta.
Harganya bermacam-macam. Mulai dari Rp 4 hingga Rp 6,5 juta.
Semakin terkenal merek dan spek skuter, harganya akan semakin mahal.
Selain biaya peralatan, istri dari Rofi’i ini harus membayar uang sewa tempat. Satu bulannya Rp 1,2 juta. [Tio]